BAB III
PERMASALAHAN ORGANISASI
3.1
Landasan Teori
3.1.1
Definisi Laporan Keuangan
Dalam
upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan
seharusnya menggunakan suatu alat yang
mampu
menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di bawah ini
merupakan definisi
laporan keuangan dari
PSAK dan beberapa ahli, antara lain :
3.1.1.1
Definisi Menurut PSAK Nomor 1 (Revisi 2009)
Laporan
Keuangan adalah suatu pengajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) 2002:47; Laporan yang menggambarkan dampak
keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.
3.1.1.2
Definisi Menurut Para Ahli
Menurut
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Laporan
Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa
memberi
informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri,
kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan
risiko perusahaan.
Sofyan
S. Harahap mendefinisikan
dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan
adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu
perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Sedangkan Menurut Soemarsono
(2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat
keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil
usaha perusahaan”
Menurut Zaki
Baridwan (1995:4) mengemukakan bahwa Laporan
Keuangan adalah merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan suatu
rangkaian dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku perusahaan
yang bersangkutan.
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah :
1.
Merupakan produk akuntansi yang
penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi
pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
2.
Merupakan potret perusahaan,
yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan,
apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
3.
Merupakan rangkaian aktivitas
ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu.
4.
Merupakan ringkasan dari suatu
proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang
bersangkutan.
Hal ini dipertegas lagi oleh Scott (1986:67) melalui
gambaran proses sistem informasi yang meliputi ; Input, Processing, dan
Output/laporan. Hal ini dipertegas lagi oleh Michael A. Diamond (1993:22)
sebagai berikut :
“Financial Statements are the principal product of the
accounting information system, communicating to inteeerest userts information
on a firm’s financial position, its liquidity and profitability, and
significant changes in its resources and obligations.”
3.1.2 Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi
2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi
mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen
atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi
2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan
menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas,
ekuitas, pendapatan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan
ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
sebagian besar pemakai. Namun
demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan
tidak diwajibkan untuk menyediakan
informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen
(stewardship), atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan
atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini
mungkin mencakup, misalnya, keputusan
untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan
untuk mengangkat kembali atau
mengganti manajemen.
3.1.3 Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke
9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor
sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan
kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan
masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa
kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
a)
Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat
mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari
investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu
menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut.
Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
b)
Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang
mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat
pensiun, dan kesempatan kerja,
c)
Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi
keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta
bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d)
Pemasok Dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya
tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah
jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e)
Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan
informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat
dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan
f)
Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang
berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena
itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan
informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik
lainnya.
g)
Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat
dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
3.1.4 Manfaat Laporan Keuangan
Laporan
keuangan merupakan alat yang sangat penting utk mendapatkan informasi
sehubungan dgn posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan.
Data keuangan tersebut akan lbh berarti jika diperbandingkan dan dianalisis lbh
lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang
diambil.
Manfaat Laporan Keuangan menurut Statement
of Financial Accounting Concept No. 1 adalah:
1. Pelaporan keuangan bermanfaat
menyajikan informasi yang dapat membantu investor kreditor dan pengguna lain
yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional.
- Pelaporan keuangan bermanfaat menyajikan informasi yang dapat membantu investor kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan.
- Pelaporan keuangan bermanfaat menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal.
- Pelaporan keuangan bermanfaat menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu utk membantu menaksir prospek perusahaan.
3.1.5 Kualitas Primer dan Sekunder Laporan Keuangan
Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan
menganalisisnya dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi
pengembangan usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan
keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka
penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
3.1.5.1
Kualitas Primer
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat
informasi akuntansi berguna sebagai
dasar untuk pengambilan
keputusan. Kualitas primer meliputi relevan dan handal (reliabel).
a)
Relevan
berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu
perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi
akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan
keputusan ekonomi oleh para pemakainya. Informasi yang relevan adalah informasi
yang memiliki nilai prediktif, umpan balik, dan tepat waktu.
(1)
Informasi
memiliki nilai prediktif jika informasi tersebut dapat membantu para pemakainya untuk
memprediksi kinerja perusahaan di masa
depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan
datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari kemampuan
para pemakai dalam menganalisis informasi dan kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis
di masa depan.
(2)
Informasi
memiliki nilai umpan balik (feedback)
jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki
prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan informasi yang
diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat,
sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan apakah prediksinya sudah
benar ataukah perlu direvisi.
(3)
Tepat
waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh
para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya
dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
b) Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat
dipercaya, karena cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam
penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi
syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1) Dapat
diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika
diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan metode sama
akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2) Penyajian
yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi
keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa
suatu laporan keuangan disajikan secara jujur jika dalam penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara
transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam
penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3) Netral
artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk
menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan
(pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh
siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang
”tersesat” sebagai akibat dari
penggunaan informasi yang tidak netral.
3.1.5.2 Kualitas
Skunder
Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang
seharusnya dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan. Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas
utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi
pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi.
a)
Keterbandingan
berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna
bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa
dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi
dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda.
Hal ini memberikan kemungkinan bagi para pemakainya untuk mengenali dan menganalisis persamaan
atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena metode akuntansi yang digunakan dapat
diperbandingkan.
b)
Konsistensi
berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna
bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa
dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi,
perusahaan harus memberikan perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi
yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu,
perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu
dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus
mengungkap (dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan
perubahan itu, seperti keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang
lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut
terhadap kondisi finansialnya.
Bentuk
formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement). Pada Standar
Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan
kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang
berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan
maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak
sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat
memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai) dalam upaya mencari bahan masukan sebagai
dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
3.1.6 Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), “laporan keuangan yang
lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:
a.
Neraca,
b.
Laporan Laba Rugi,
c.
Laporan Perubahan Ekuitas,
d.
Laporan Arus Kas,
e.
Catatan Atas Laporan Keuangan.”
a)
Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi
keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan
keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal
mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009):
1) Aktiva
Berwujud,
2) Aktiva Tidak
Berwujud,
3) Aktiva
Keuangan,
4) Investasi
yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas,
5) Persediaan,
6) Piutang Usaha
Dan Piutang Lainnya,
7) Kas dan Setara Kas,
8) Hutang Usaha dan Hutang Lainnya,
9) Kewajiban yang Diestimasi,
10) Kewajiban Berbunga Jangka Panjang,
11) Hak Minoritas,
12) Modal Saham dan Pos Ekuitas lainnya.
b)
Laporan
Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan
yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh
suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan pokok
laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam
menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa
yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian
secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1
Paragraf 56, Revisi 2009) :
1) Pendapatan,
2) Laba Rugi Usaha
3) Beban Pinjaman
4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan
asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas,
5) Beban Pajak,
6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan,
7) Pos Luar Biasa,
8) Hak Minoritas,
9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
c)Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan
peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang
bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai
komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi
2009) :
1) Laba rugi bersih periode yang bersangkutan,
2) Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau
kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung
dalam ekuitas,
3) Pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi
dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK
terkait,
4) Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada
pemilik,
5) Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir
periode serta perubahan,
6) Frekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing
jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang
mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk
perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran
modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang
berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
d)
Laporan
Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan
informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam
aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan
solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas
dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009).
Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future
cash flow) dari berbagai perusahaan.
c) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus
disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan
laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas
laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (PSAK No.1
Paragraf 68, Revisi 2009) :
1)
Informasi tentang
dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan
diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting,
2)
Informasi yang
diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan
di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,
3)
Informasi
tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam
rangka penyajian secar wajar
3.1.7
Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut
Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis atas Laporan Keuangan (2006:17),
kelemahan laporan keuangan diantaranya sebagai berikut :
1. Laporan Keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas
kejadian yang telah lewat, bukan masa kini.
2. Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan
taksiran dan berbagai pertimbangan.
3. Laporan keuangan bersifat konservatif dalm menghadapi
ketidakpastian.
4. Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu
peristiwa/ transaksi daripada bentuk hukumnya (Formalitas).
5. Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis
dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan
sifat dari informasi yang dilaporkan.
6. Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat
dikuantifikasikan, umumnya diabaikan.
3.2
Analisa Penyusunan
Laporan Keuangan Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Berjalan
Penyusunan laporan keuangan pada di Klinik Keluarga
Sehat Perum Kemiling selama ini belum ada dan memang belum sama sekali
diterapkan oleh pihak klinik. Penyusunan terkait keuangan hanya data-data yang
sedikit dan hanya sebatas laporan keluar masuk keuangan, hal ini dikarenakan
memang sedikit aktifitas keuangan yang ada di Klinik Keluarga Sehat Perum
Kemiling. Sehingga pencatatan hanya sekedarnya saja tanpa sesuai dengan standar
keuangan pada umumnya.
3.2.1 Gambaran Permasalahan Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling
Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling baru berdiri lima
tahun, klinik ini belum banyak memiliki aktifitas yang berkaitan dengan keuangan,
data yang penulis dapatkan yang berhubungan dengan data pasien pengunjung masih
sedikit dikarenakan juga memang seminggu terkadang tidak sampai hingga sepuluh
orang yang berkunjung. sehingganya pengeluaran obat maupun pemakaian alat medis
tidak banyak. Begitu juga dengan pengeluaran uang dipakai untuk kebutuhan tidak
banyak.
3.2.2 Penjelasan Penyusunan Laporan Keuangan Pada
Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Berjalan
Pencatatan keuangan pada Klinik Keluarga Sehat Perum
Kemiling belum memenuhi standar keuangan pada umumnya baik yang berbentuk
manual maupun yang terkomputerisasi sederhana. Pencatatan yang dilakukan selama
ini hanya sebatas catatan data pesien yang datang dan yang membeli obat, data
pemakian uang untuk kebutuhan-kebutuhan alat kantor. Hasil pencatatan tersebut
sekaligus menjadi laporan yang dilaporkan pada Kepala Klinik sebagai pimpinan
dan pihak yang membutuhkan.
3.2.3 Masalah Penyusunan Laporan
Keuangan Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Berjalan
Permasalahan Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling pada
penyusunan laporan keuangan adalah;
1. Belum pernahnya dimulai penerapan
pencatatan keuangan dengan rapih baik manual maupun terkomputerisasi.
2. Belum ada petugas keuangan yang
khusus menngani keuangan dan harta Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling.
3. Ketidaktersediaan data yang baik
terkait keuangan dan harta yang dimiliki Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling.
4. Pencatatan dilakukan selama ini
hanya sebatas pencatatan biasa berupa data pasien yang dating, data keluar
masuk keuangan yang sedikit.
3.2.4
Usulan Pemecahan Masalah Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling
Dari permasalahan yang dihadapi Klinik Keluarga Sehat
Perum Kemiling di atas penting menurut penulis untuk mangajukan usulan sebagai
pemecahan masalah tersebut yang akan menjadi solusi bermanfaat bagi Klinik
Keluarga Sehat Perum Kemiling.
Penulis mengusulkan untuk melakukan penyusunan laporan
keuangan sederhana yang mana penulis akan mengawalinya dari data-data yang
penulis dapat terlebih dahulu. Selanjutnya dapat diteruskan ataupun disesuaikan
dengan data yang telah dperbaharui oleh Kilinik Keluarga Sehat Perum Kemiling.
Pada Penyusunan Laporan Keuangan yang penulis asulkan
penulis mulai menyusun laporan keuangan berdasarkan data yang didapat dengan terkomputerisasi
menggunakan software sederhana Mocrosoft Office Excell 2007.
3.3 Rancangan Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan
Sederhana Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling
Analisa laporan keuangan melibatkan
penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu
mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak
macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang
pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba dan proses pencatatannya.
3.3.1
Penerapan Penyusunan
Laporan Keuangan Sederhana Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Baru
Penerapan pnyusunan laporan keuangan
sederhana yang penulis lakukan adalah berupa laporan keuangan yang pokok yaitu;
1.Laporan Neraca
Menurut
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan
(2002:63), Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu
perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis
(asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item
tersebut.
Menurut
Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:107),
Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan,
adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat
tertentu.
Neraca itu
sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :
1. Aktiva
(Assets, Harta)
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi
yang dimiliki oleh klinik.
Aktiva biasanya terdiri dari :
a) Aktiva
Lancar
Meliputi kas dan aktiva lain yang
dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva
lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun
yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat
berharga, piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya.
b) Aktiva
Tetap
Merupakan aktiva tetap perusahaan
yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat
ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva
tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.
c) Aktiva
Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak
digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain
: hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.
2.
Hutang ( Liabilities )
Hutang adalah kewajiban-kewajiban
yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :
a.
Hutang Lancar
Adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh
perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban
lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk
hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang
lancar lainnya.
b.
Hutang Jangka Panjang
Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak
diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi
pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang
termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan
hutang jangka panjang lainnya.
3.
Modal
Modal pada hakikatnya adalah hak
pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal
antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.
2.Laporan Laba Rugi
Menurut
A.J. Keown, dkk, dalam buku Dasar-dasar Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan
oleh Chaerul D. Djakman (2004:80), laporan rugi laba adalah laporan utnuk
periode tertentu yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban periode
itu.
Menurut
Sofyan S.Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73),
Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan
selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau
rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil
lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.
Menurut
Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisa Laporan Keuangan
(2002:56), Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan
perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
Laporan
Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut :
1)
Pendapatan
Adalah aliran masuk atau kenaikan
aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama
periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa,
dan elemen pendapatan lainnya.
2)
Biaya
Adalah kenaikan dalam ekuitas atau
penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari penjualan barang,
penyerahan jas, dan lainnya.
3) Keuntungan
Adalah kenaikan dalam aktiva bersih
yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dank arena
kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.
4)
Kerugian
Adalah penurunan dari aktiva bersih
yang timbul dari trnsaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang
mempengaruhi aktiva bersih.
3.3.2
Penjelasan Penyusunan Laporan Keuangan Sederhana Pada Klinik
Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Baru
Sebelum penulis membuat laporan keuangan sederhana,
penulis akan memulai proses dari awal, yaitu pencatatan berdasrkan data yang
diperoleh. Adapaun penjelasan kerangka penyusunan laporan keuangan sederhana
mengunakan software Microsoft Office Excell yaitu;
1. Daftar Akun
Daftar
akun
atau bagan akun (chart of accounts) adalah daftar semua akun yang
digunakan dalam buku besar, biasanya diurutkan menurut
nomor akun. Nomor akun biasanya numerik, tetapi juga bisa alfabet atau alfanumerik,
dan biasanya dibuat dengan urutan tampil dalam laporan keuangan, dimulai dengan
neraca
dan dilanjutkan dengan laporan laba rugi. Dengan demikian, akun dimulai dengan
kas, piutang, aset tetap, kewajiban dan ekuitas,
dan kemudian berlanjut dengan akun pendapatan dan biaya.
2. Daftar Kode Akun
Adalah simbol atau tanda yang diberikan pada tiap-tiap
akun dengan tujuan agar mudah dimengerti, dipahami,
dicari, dan mudah diingat.
Kode Akun dapat
digolongkan menjadi empat golongan, antara lain sebagai berikut:
1)
Desimal, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan angka nol (0) sampai
Sembilan (9).
Contoh - Kas kode
akunnya 0 atau 1
- Mesin kode akunnya 10 atau 11
2) Numerial, yaitu pemberian kode akun
dengan memberikan kode berupa angka pada kelompok, golongan, dan jenis akun
tersebut.
Contoh : - Kas kode akunnya
1.1.1 atau 1.0.1
- Mesin kode akunya 1.2.5 atau 1.1.5
3) Mnemonik, yaitu pemberian kode akun
dengan menggunakan huruf
Contoh : - Kas kode akunnya
A.a.a atau H.L.kas
- Mesin kode akunnya A.b.e atau H.T.mesin
4) Kombinasi, yaitu pemberian kode akun
dengan menggunakan angka dan huruf
Contoh : - Kas kode
akunya 1.1.a atau 1.1.kas atau A.a.1 atau H.L.1
- Mesin kode akunya 1.2.e atau 1.2.mesin atau A.b.5
3. Jurnal Umum
Buku Jurnal Adalah buku harian untuk mencatat
transaksi keuangan menurut urutan tanggal ke dalam kelompok akun debet dan akun
kredit. Dalam akuntansi keuangan
dikenal dua jenis buku jurnal, yaitu jurnal umum dan jurnal
khusus. Jurnal Umum
digunakan sebagai media untuk mencatat seluruh jenis transaksi
keuangan tanpa terkecuali. Buku jurnal khusus digunakan sebagai media untuk mencatat
transaksi-transaksi tertentu yang menjadi bagian dari jurnal khusus yang
bersangkutan.
Dalam karya tulis ini, penulis memilih jenis jurnal umum yang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun dasar pemilihan
jenis buku jurnal yang akan digunakan adalah faktor efesiensi dan efektifitas
bagi klinik tersebut.
4. Buku Besar
Buku besar
adalah buku yang memuat kumpulan perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan
serta mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban
dan modal perusahaan.
Banyaknya
perkiraan buku besar yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, tergantung
kepada keuangan dan kekayaan perusahaan, volume transaksi, serta informasi yang
diinginkan.
Dalam suatu proses
pembukuan, setelah pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, selanjutnya
transaksi tersebut di catat ke dalam buku besar yaitu dengan cara
memindahbukukan jumlah-jumlah yang ada pada jurnal ke dalam buku besar yang
sesuai, kegiatan pembukuan ini dinamakan memposting.
5. Buku Besar Pembantu
Dalam
penulisan ini,
apabila klinik
hanya menggunakan satu buku besar belum dapat memberikan catatan yang
terperinci mengenai akun-akun tertentu. Oleh karena itu agar klinik dapat memberikan data akun yang
lebih rinci maka diperlukan buku pembantu.
Buku
besar pembantu adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat akun tertentu
dan perubahan-perubahannya secara lebih rinci. Dengan demikian akun buku besar
berfungsi sebagai akun kontrol sedang akun yang ada dalam buku pembantu
merupakan rincian dari akun buku besar tertentu.
6. Neraca Lajur
Neraca
lajur adalah kertas yang terdiri atas kolom-kolom yang digunakan untuk
memberikan data tentang saldo setiap rekening, jumlah yang dibutuhkan,
memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan.
7. Laporan Laba Rugi
Adalah
bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang
dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan
dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
8. Neraca
Adalah
bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan
pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi
keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar