Senin, 01 Juli 2013

Laporan Keuangan-KP

BAB III
PERMASALAHAN ORGANISASI



3.1  Landasan Teori
3.1.1  Definisi Laporan Keuangan
Dalam upaya untuk membuat keputusan yang rasional, pihak ekstern perusahaan maupun pihak intern perusahaan seharusnya menggunakan suatu alat yang mampu menganalisis laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan yang bersangkutan. Di bawah ini merupakan definisi laporan keuangan dari PSAK dan beberapa ahli, antara lain :
            3.1.1.1  Definisi Menurut PSAK Nomor 1 (Revisi 2009)
Laporan Keuangan adalah suatu pengajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) 2002:47; Laporan yang menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa kelompok besar menurut karakteristik ekonominya.
            3.1.1.2  Definisi Menurut Para Ahli
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Laporan Keuangan adalah laporan yang diharapkan bisa memberi informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri, kondisi ekonomi, bisa memberikan gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan risiko perusahaan.
Sofyan S. Harahap mendefinisikan dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:105), laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu.
Sedangkan Menurut Soemarsono (2004: 34) “Laporan keuangan adalah laporan yang dirancang untuk para pembuat keputusan, terutama pihak diluar perusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan”
Menurut Zaki Baridwan (1995:4) mengemukakan bahwa Laporan Keuangan adalah merupakan suatu hasil akhir dari pencatatan, yang merupakan suatu rangkaian dari transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku perusahaan yang bersangkutan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa Laporan Keuangan adalah :
   1.      Merupakan produk akuntansi yang penting dan dapat digunakan untuk membuat keputusan-keputusan ekonomi bagi pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan.
     2.      Merupakan potret perusahaan, yaitu dapat menggambarkan kinerja keuangan maupun kinerja manajemen perusahaan, apakah dalam kondisi yang baik atau tidak.
      3.      Merupakan rangkaian aktivitas ekonomi perusahaan yang diklasifikasikan, pada periode tertentu.
      4.      Merupakan ringkasan dari suatu proses transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama periode yang bersangkutan.
Hal ini dipertegas lagi oleh Scott (1986:67) melalui gambaran proses sistem informasi yang meliputi ; Input, Processing, dan Output/laporan. Hal ini dipertegas lagi oleh Michael A. Diamond (1993:22) sebagai berikut :
“Financial Statements are the principal product of the accounting information system, communicating to inteeerest userts information on a firm’s financial position, its liquidity and profitability, and significant changes in its resources and obligations.”
3.1.2  Tujuan Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi”. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Menurut PSAK No.1 Paragraf ke 7 (Revisi 2009), “dalam rangka mencapai tujuan laporan keuangan, laporan keuangan menyajikan informasi mengenai entitas yang meliputi: asset, liabilitas, ekuitas, pendapatan
Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi nonkeuangan.
Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen.
3.1.3  Pengguna Laporan Keuangan
Menurut Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan dalam Standar Akuntansi Keuangan ( SAK) paragraf ke 9 ( Revisi 2009), dinyatakan bahwa pengguna laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok dan kreditor usaha lainnya, pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Mereka menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi beberapa kebutuhan informasi yang berbeda. Beberapa kebutuhan ini meliputi :
a)      Investor
Penanam modal berisiko dan penasehat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar deviden.
b)     Karyawan
Karyawan dan kelompok-kelompok yang mewakili mereka tertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan. Mereka juga tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, manfaat pensiun, dan kesempatan kerja,
c)      Pemberi Pinjaman
Pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjaman serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo.
d)     Pemasok Dan Kreditor Usaha Lainnya
Pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo.
e)      Pelanggan
Para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang atau tergantung pada perusahaan
f)       Pemerintah
Pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasannya berkepentingan dengan alokasi sumber daya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan statistik lainnya.
g)      Masyarakat
Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.
3.1.4  Manfaat Laporan Keuangan
Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting utk mendapatkan informasi sehubungan dgn posisi keuangan dan hasil-hasil yang dicapai oleh perusahaan. Data keuangan tersebut akan lbh berarti jika diperbandingkan dan dianalisis lbh lanjut sehingga dapat diperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang diambil.
Manfaat  Laporan Keuangan menurut Statement of Financial Accounting Concept No. 1 adalah:
1.      Pelaporan keuangan bermanfaat menyajikan informasi yang dapat membantu investor kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam membuat keputusan lain yang sejenis secara rasional.
  1. Pelaporan keuangan bermanfaat menyajikan informasi yang dapat membantu investor kreditor dan pengguna lain yang potensial dalam memperkirakan jumlah waktu dan ketidakpastian penerimaan kas di masa yang akan datang yang berasal dari pembagian deviden ataupun pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan.
  2. Pelaporan keuangan bermanfaat menyajikan informasi tentang sumber daya ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau pemilik modal.
  3. Pelaporan keuangan bermanfaat menyajikan informasi tentang prestasi perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering menggunakan informasi masa lalu utk membantu menaksir prospek perusahaan.
3.1.5  Kualitas Primer dan Sekunder Laporan Keuangan
Dengan informasi keuangan yang diperoleh, mereka akan menganalisisnya dan kemudian menentukan keputusan ekonomi yang bermanfaat bagi pengembangan usaha mereka.
Mengingat bahwa informasi yang termuat di dalam laporan keuangan suatu perusahaan sangat penting bagi para pemakainya, maka penyusunannya harus memenuhi syarat kualitas primer dan sekunder.
3.1.5.1  Kualitas Primer
Kualitas primer adalah kualitas utama yang membuat informasi akuntansi berguna sebagai  dasar untuk  pengambilan keputusan. Kualitas primer meliputi relevan dan handal (reliabel).
a)      Relevan berarti bahwa laporan keuangan (informasi akuntansi) yang disusun oleh suatu perusahaan memiliki hubungan langsung dengan pengambilan keputusan. Informasi akuntansi dikatakan relevan jika dapat membuat perbedaan dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh para pemakainya. Informasi yang relevan adalah informasi yang  memiliki nilai prediktif,  umpan balik, dan tepat waktu.
(1)   Informasi memiliki nilai  prediktif jika  informasi tersebut  dapat membantu para pemakainya untuk memprediksi kinerja  perusahaan di masa depan berdasarkan peristiwa (transaksi) masa lalu, sekarang, dan yang akan datang. Ketepatan suatu prediksi sangat tergantung dari  kemampuan  para pemakai dalam menganalisis informasi dan  kepekaan mereka dalam membaca peluang bisnis di masa depan.
(2)   Informasi memiliki nilai umpan balik (feedback) jika informasi tersebut dapat mendukung atau memberi masukan untuk memperbaiki prediksi yang sudah dibuat oleh para pemakainya. Dengan informasi yang diperoleh, para pemakai dapat mengevaluasi kembali prediksi yang telah dibuat, sehingga dapat memperoleh masukan untuk menentukan apakah prediksinya sudah benar ataukah perlu direvisi.
(3)   Tepat waktu berarti informasi akuntansi tersebut tersedia pada saat dibutuhkan oleh para pemakainya. Dengan demikian, informasi itu tidak kehilangan kapasitasnya dalam mempengaruhi keputusan yang diambil.
      b)      Handal (reliable) berarti bahwa informasi tersebut dapat dipercaya, karena cukup terbebas dari kesalahan dan penyimpangan di dalam penyajiannya. Informasi yang handal adalah informasi yang memenuhi syarat: dapat diperiksa, penyajian yang jujur, dan netral.
(1)   Dapat diperiksa artinya laporan keuangan (informasi akuntansi) tersebut jika diaudit/diperiksa oleh beberapa auditor eksternal yang menggunakan metode sama akan memperoleh kesimpulan yang sama pula.
(2)   Penyajian yang jujur artinya laporan keuangan disajikan sesuai dengan kondisi transaksi keuangan sebenarnya (kondisi riil). Dengan kalimat lain dapat dikemukakan bahwa suatu laporan keuangan disajikan secara jujur jika dalam  penyajiannya ada kecocokan/kesesuaian antara transaksi yang sesungguhnya terjadi dengan laporan yang dibuat. Jadi, dalam penyususnan laporan keuangan tidak ada unsur rekayasa.
(3)   Netral artinya tidak berpihak kepada golongan pemakai informasi tertentu. Tujuan penyusunan laporan keuangan adalah untuk menyajikan informasi akuntansi kepada semua pihak yang berkepentingan (pemakai). Oleh karena itu, di suatu perusahaan hanya ada satu laporan  keuangan yang dapat dimanfaatkan oleh siapapun yang berkepentingan. Dengan demikian tidak ada pemakai informasi yang ”tersesat” sebagai  akibat dari penggunaan informasi yang tidak netral.
3.1.5.2  Kualitas Skunder
Kualitas sekunder merupakan kualitas tambahan yang seharusnya dipenuhi dalam penyusunan laporan keuangan.  Meskipun hal ini bukan merupakan kualitas utama, namun jika dipenuhi akan membawa dampak positip bagi pengguna/pemakainya. Kualitas sekunder meliputi keterbandingan dan konsistensi.
a)      Keterbandingan berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan-perusahaan lain. Suatu informasi dianggap  dapat diperbandingkan jika sudah dievaluasi dan dilaporkan dengan cara yang sama untuk perusahaan-perusahaan yang berbeda. Hal ini memberikan kemungkinan bagi para pemakainya  untuk mengenali dan menganalisis persamaan atau perbedaan kondisi keuangan berbagai perusahaan karena  metode akuntansi yang digunakan dapat diperbandingkan.
b)      Konsistensi berarti bahwa laporan keuangan (informasi) suatu perusahaan akan lebih bermakna bagi para pemakainya jika dapat diperbandingkan dengan informasi yang serupa dari perusahaan yang sama pada waktu yang berbeda. Dalam menyajikan informasi, perusahaan harus memberikan perlakuan akuntansi yang sama terhadap transaksi yang sama pada waktu-waktu yang berbeda. Seiring dengan perjalanan waktu, perusahaan bisa mengubah metode (perlakuan) akuntansinya. Namun jika hal itu dilakukan, maka pada periode dilaksanakannya perubahan itu perusahaan harus mengungkap (dalam laporan keuangannya) tentang berbagai hal yang terkait dengan perubahan itu, seperti keunggulan metode baru yang digunakan dibandingkan yang lama, alasan mengubah metode tersebut, sifat dan dampak atas perubahan tersebut terhadap kondisi finansialnya.
Bentuk formal dari informasi keuangan suatu perusahaan adalah laporan keuangan (financial statement). Pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dijelaskan bahwa informasi yang disajikan dalam laporan keuangan suatu perusahaan bersifat umum. Hal ini berarti bahwa laporan kuangan suatu perusahaan disajikan dan ditujukan kepada semua pihak yang berkepentjngan terhadap informasi itu, baik dari unsur internal perusahaan maupun dari unsur eksternal. Dengan demikian, laporan keuangan tersebut tidak sepenuhnya dapat memenuhi kebutuhan informasi setiap pemakainya. Informasi ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat memenuhi kebutuhan para pihak yang berkepentingan (pemakai)  dalam upaya mencari bahan masukan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan ekonomi.
3.1.6  Komponen Laporan Keuangan
Menurut PSAK No.1 Paragraf 49 (Revisi 2009), “laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen – komponen berikut ini:
a.       Neraca,
b.      Laporan Laba Rugi,
c.       Laporan Perubahan Ekuitas,
d.      Laporan Arus Kas,
e.       Catatan Atas Laporan Keuangan.”
a)      Neraca
Neraca perusahaan disajikan sedemikian rupa yang menggambarkan posisi keuangan suatu perusahaan pada saat tertentu maksudnya adalah menunjukkan keadaan keuangan pada tanggal tertentu biasanya pada saat tutup buku. Neraca minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 49, Revisi 2009):
1) Aktiva Berwujud,
2) Aktiva Tidak Berwujud,
3) Aktiva Keuangan,
4) Investasi yang diperlakukan menggunakan metode ekuitas,
5) Persediaan,
6) Piutang Usaha Dan Piutang Lainnya,
7) Kas dan Setara Kas,
8) Hutang Usaha dan Hutang Lainnya,
9) Kewajiban yang Diestimasi,
10) Kewajiban Berbunga Jangka Panjang,
11) Hak Minoritas,
12) Modal Saham dan Pos Ekuitas lainnya.
b)     Laporan Laba Rugi
Laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis mengenai penghasilan, biaya, rugi laba yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu (Munawir, 2000: 26). Tujuan pokok laporan laba rugi adalah melaporkan kemampuan riil perusahaan dalam menghasilkan keuntungan. Laporan laba rugi perusahan disajikan sedemikian rupa yang menonjolkan berbagai unsur kinerja keuangan yang diperlukan bagi penyajian secara wajar. Laporan laba rugi minimal mencakup pos – pos berikut (PSAK No.1 Paragraf 56, Revisi 2009) :
1) Pendapatan,
2) Laba Rugi Usaha
3) Beban Pinjaman
4) Bagian dari laba atau rugi perusahaan afiliasi dan asosiasi yang diperlukan menggunakan metode ekuitas,
5) Beban Pajak,
6) Laba atau rugi dari aktivitas normal perusahaan,
7) Pos Luar Biasa,
8) Hak Minoritas,
9) Laba atau rugi bersih untuk periode berjalan.
c)Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan perubahan ekuitas menggambarkan peningkatan atau penurunan aktiva bersih atau kekayaan selama periode yang bersangkutan. Perusahaan harus menyajikan laporan perubahan ekuitas sebagai komponen utama laporan keuangan, yang menunjukan (PSAK No.1 Paragraf 66, Revisi 2009) :
1)      Laba rugi bersih periode yang bersangkutan,
2)      Setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang berdasarkan PSAK terkait diakui secara langsung dalam ekuitas,
3)      Pengaruh komulatif dari perubahan kebijakan akuntansi dan perbaikan terhadap kesalahan mendasar sebagaimana diatur dalam PSAK terkait,
4)      Transaksi modal dengan pemilik dan distribusi kepada pemilik,
5)      Saldo akumulasi laba atau rugi pada awal dan akhir periode serta perubahan,
6)      Frekonsiliasi antar nilai tercatat dari masing-masing jenis modal saham, agio dan cadangan pada awal dan akhir periode yang mengungkapkan secara terpisah setiap perubahan.
Laporan perubahan ekuitas, kecuali untuk perubahan yang berasal dari transaksi dengan pemegang saham seperti setoran modal dan pembayaran dividen, menggambarkan jumlah keuntungan dan kerugian yang berasal dari kegiatan perusahaan selama periode yang bersangkutan.
d)     Laporan Arus Kas
Laporan arus kas dapat memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang (PSAK No. 2, 2009). Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan (future cash flow) dari berbagai perusahaan.
c)   Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas harus berkaitan dengan informasi yang terdapat catatan atas laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan mengungkapkan (PSAK No.1 Paragraf 68, Revisi 2009) :
1)      Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan terhadap peristiwa dan transaksi yang penting,
2)      Informasi yang diwajibkan dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan tetapi tidak disajikan di neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, dan laporan perubahan ekuitas,
3)      Informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secar wajar
3.1.7        Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis atas Laporan Keuangan (2006:17), kelemahan laporan keuangan diantaranya sebagai berikut :
     1.      Laporan Keuangan bersifat Historis, yaitu merupakan laporan atas kejadian yang telah lewat, bukan masa kini.
      2.      Proses penyusunan laporan keuangan tidak luput dari penggunaan taksiran dan berbagai pertimbangan.
      3.      Laporan keuangan bersifat konservatif dalm menghadapi ketidakpastian.
     4.      Laporan Keuangan lebih menekankan pada makna ekonomis suatu peristiwa/ transaksi daripada bentuk hukumnya (Formalitas).
    5.      Laporan keuangan disusun dengan menggunakan istilah-istilah teknis dan pemakai laporan keuangan diasumsikan memahami bahasa teknis akuntansi dan sifat dari informasi yang dilaporkan.
     6.      Informasi yang bersifat kualitatif dan fakta yang tidak dapat dikuantifikasikan, umumnya diabaikan.
3.2  Analisa Penyusunan Laporan Keuangan Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Berjalan
Penyusunan laporan keuangan pada di Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling selama ini belum ada dan memang belum sama sekali diterapkan oleh pihak klinik. Penyusunan terkait keuangan hanya data-data yang sedikit dan hanya sebatas laporan keluar masuk keuangan, hal ini dikarenakan memang sedikit aktifitas keuangan yang ada di Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling. Sehingga pencatatan hanya sekedarnya saja tanpa sesuai dengan standar keuangan pada umumnya.
3.2.1  Gambaran Permasalahan Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling
Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling baru berdiri lima tahun, klinik ini belum banyak memiliki aktifitas yang berkaitan dengan keuangan, data yang penulis dapatkan yang berhubungan dengan data pasien pengunjung masih sedikit dikarenakan juga memang seminggu terkadang tidak sampai hingga sepuluh orang yang berkunjung. sehingganya pengeluaran obat maupun pemakaian alat medis tidak banyak. Begitu juga dengan pengeluaran uang dipakai untuk kebutuhan tidak banyak.
3.2.2  Penjelasan Penyusunan Laporan Keuangan Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Berjalan
Pencatatan keuangan pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling belum memenuhi standar keuangan pada umumnya baik yang berbentuk manual maupun yang terkomputerisasi sederhana. Pencatatan yang dilakukan selama ini hanya sebatas catatan data pesien yang datang dan yang membeli obat, data pemakian uang untuk kebutuhan-kebutuhan alat kantor. Hasil pencatatan tersebut sekaligus menjadi laporan yang dilaporkan pada Kepala Klinik sebagai pimpinan dan pihak yang membutuhkan.
3.2.3  Masalah Penyusunan Laporan Keuangan Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Berjalan
Permasalahan Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling pada penyusunan laporan keuangan adalah;
        1.      Belum pernahnya dimulai penerapan pencatatan keuangan dengan rapih baik manual maupun terkomputerisasi.
      2.      Belum ada petugas keuangan yang khusus menngani keuangan dan harta Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling.
     3.      Ketidaktersediaan data yang baik terkait keuangan dan harta yang dimiliki Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling.
     4.      Pencatatan dilakukan selama ini hanya sebatas pencatatan biasa berupa data pasien yang dating, data keluar masuk keuangan yang sedikit.
3.2.4  Usulan Pemecahan Masalah Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling
Dari permasalahan yang dihadapi Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling di atas penting menurut penulis untuk mangajukan usulan sebagai pemecahan masalah tersebut yang akan menjadi solusi bermanfaat bagi Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling.
Penulis mengusulkan untuk melakukan penyusunan laporan keuangan sederhana yang mana penulis akan mengawalinya dari data-data yang penulis dapat terlebih dahulu. Selanjutnya dapat diteruskan ataupun disesuaikan dengan data yang telah dperbaharui oleh Kilinik Keluarga Sehat Perum Kemiling.
Pada Penyusunan Laporan Keuangan yang penulis asulkan penulis mulai menyusun laporan keuangan berdasarkan data yang didapat dengan terkomputerisasi menggunakan software sederhana Mocrosoft Office Excell 2007.
3.3  Rancangan Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Sederhana Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling
Analisa laporan keuangan melibatkan penggunaan berbagai macam laporan keuangan yang terdiri atas bagian tertentu mengenai suatu informasi yang penting. Sebenarnya laporan keuangan banyak macamnya, namun yang akan penulis bahas di sini hanyalah laporan keuangan yang pokok saja, yaitu neraca dan laporan rugi laba dan proses pencatatannya.
3.3.1  Penerapan Penyusunan Laporan Keuangan Sederhana Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Baru
Penerapan pnyusunan laporan keuangan sederhana yang penulis lakukan adalah berupa laporan keuangan yang pokok yaitu;
1.Laporan Neraca
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisis Laporan Keuangan (2002:63), Neraca adalah laporan yang meringkas posisi keuangan suatu perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menampilkan sumber daya ekonomis (asset), kewajiban ekonomis (hutang), modal saham, dan hubungan antar item tersebut.
Menurut Sofyan S. Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:107), Laporan Neraca, yang disebut juga dengan laporan posisi keuangan perusahaan, adalah laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban dan modal pada saat tertentu.
Neraca itu sendiri mempunyai elemen-elemen antara lain sebagai berikut :
1.      Aktiva (Assets, Harta)
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang dimiliki oleh klinik. Aktiva biasanya terdiri dari :
a)      Aktiva Lancar
Meliputi kas dan aktiva lain yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan dengan uang tunai. Aktiva lancar disajikan di neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, dimulai dari akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar, yaitu kas, surat berharga, piutang usaha, persediaan barang dagangan, dan lainnya.
b)      Aktiva Tetap
Merupakan aktiva tetap perusahaan yang secara fisik tidak dapat dinyatakan dan biasanya memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi mengenai manfaatnya dimasa yang akan dating. Aktiva tetap antara lain : peralatan, mesin, bangungan, dan lainnya.
c)      Aktiva Lain-Lain
Pos-pos yang tidak dapat secara layak digolongkan ke dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahaan, antara lain : hak paten, nama baik ( goodwill ), dan lainnya.
2.      Hutang ( Liabilities )
Hutang adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilunasi oleh suatu perusahaan. Hutang biasanya terbagi menjadi :
a.       Hutang Lancar
Adalah kewajiban-kewajiban yang harus segera dilunasi oleh perusahaan dengan penggunaan aktiva lancar atau dengan pembentukan kewajiban lancar lainnya dalam jangka waktu tidak lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang lancar adalah hutang dagang, hutang gaji, hutang biaya, serta hutang lancar lainnya.
b.      Hutang Jangka Panjang
Adalah kewajiban-kewajiban yang tidak diharapkan untuk segera dilunasi dalam siklus operasi normal perusahaan, tetapi pengembaliannya dilakukan dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Yang termasuk hutang jangka panjang adalah hutang hipotek, hutang obligasi, dan hutang jangka panjang lainnya.
3.      Modal
Modal pada hakikatnya adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan perusahaan. Yang termasuk elemen dalam modal antara lain modal saham, laba ditahan, dan elemen modal lainnya.
2.Laporan Laba Rugi
Menurut A.J. Keown, dkk, dalam buku Dasar-dasar Manajemen Keuangan, yang diterjemahkan oleh Chaerul D. Djakman (2004:80), laporan rugi laba adalah laporan utnuk periode tertentu yang terdiri atas penerimaan bersih dikurangi beban periode itu.
Menurut Sofyan S.Harahap, dalam buku Analisa Kritis Atas Laporan Keuangan (2006:73), Laba rugi menggambarkan hasil yang diperoleh atau diterima oleh perusahan selama satu periode tertentu, serta biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan hasil tersebut. Hasil dikurangi biaya-biaya merupakan laba atau rugi. Kalau hasil lebih besar dari biaya berarti laba,sebaliknya, kalau hasil lebih kecil dari biaya-biaya, berarti rugi.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim, dalam buku Analisa Laporan Keuangan (2002:56), Laporan LabaRugi adalah lebih meringkaskan hasil dari kegiatan perusahaan selama periode akuntansi tertentu.
Laporan Laba/Rugi sendiri punya elemen-elemen antara lain sebagai berikut :
1)      Pendapatan
Adalah aliran masuk atau kenaikan aktiva suatu perusahan atau penyelesaian kewajiban (kompensasi keduanya) selama periode tertentu, yang timbul dari penjualan barang-barang, penyerahan jasa, dan elemen pendapatan lainnya.
2)      Biaya
Adalah kenaikan dalam ekuitas atau penggunaan selama periode tertentu yang timbuln dari penjualan barang, penyerahan jas, dan lainnya.
3)      Keuntungan
Adalah kenaikan dalam aktiva bersih yang timbul dari transaksi-transaksi atau kejadian lain dank arena kondisi-kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.
4)      Kerugian
Adalah penurunan dari aktiva bersih yang timbul dari trnsaksi-transaksi atau kegiatan lain dan kondisi yang mempengaruhi aktiva bersih.
3.3.2  Penjelasan Penyusunan Laporan Keuangan Sederhana Pada Klinik Keluarga Sehat Perum Kemiling Yang Baru
Sebelum penulis membuat laporan keuangan sederhana, penulis akan memulai proses dari awal, yaitu pencatatan berdasrkan data yang diperoleh. Adapaun penjelasan kerangka penyusunan laporan keuangan sederhana mengunakan software Microsoft Office Excell yaitu;
      1.      Daftar Akun
Daftar akun atau bagan akun (chart of accounts) adalah daftar semua akun yang digunakan dalam buku besar, biasanya diurutkan menurut nomor akun. Nomor akun biasanya numerik, tetapi juga bisa alfabet atau alfanumerik, dan biasanya dibuat dengan urutan tampil dalam laporan keuangan, dimulai dengan neraca dan dilanjutkan dengan laporan laba rugi. Dengan demikian, akun dimulai dengan kas, piutang, aset tetap, kewajiban dan ekuitas, dan kemudian berlanjut dengan akun pendapatan dan biaya.
      2.      Daftar Kode Akun
Adalah simbol atau tanda yang diberikan pada tiap-tiap akun dengan tujuan agar mudah dimengerti, dipahami, dicari, dan mudah diingat.
Kode Akun dapat digolongkan menjadi empat golongan, antara lain sebagai berikut:
    1)      Desimal, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan angka nol (0) sampai Sembilan (9). 
Contoh            - Kas  kode akunnya 0 atau 1
- Mesin  kode akunnya 10 atau 11
     2)      Numerial, yaitu pemberian kode akun dengan memberikan kode berupa angka pada kelompok, golongan, dan jenis akun tersebut.
Contoh :          - Kas kode akunnya 1.1.1 atau 1.0.1
- Mesin kode akunya 1.2.5 atau 1.1.5
       3)      Mnemonik, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan huruf
Contoh :          - Kas kode akunnya A.a.a atau H.L.kas
- Mesin kode akunnya  A.b.e atau H.T.mesin
       4)      Kombinasi, yaitu pemberian kode akun dengan menggunakan angka dan huruf
Contoh :          - Kas kode akunya 1.1.a atau 1.1.kas atau A.a.1 atau H.L.1
- Mesin kode akunya 1.2.e atau 1.2.mesin atau A.b.5
       3.      Jurnal Umum
Buku Jurnal Adalah buku harian untuk mencatat transaksi keuangan menurut urutan tanggal ke dalam kelompok akun debet dan akun kredit. Dalam akuntansi keuangan dikenal dua jenis buku jurnal, yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal Umum digunakan sebagai media untuk mencatat seluruh jenis transaksi keuangan tanpa terkecuali. Buku jurnal khusus digunakan sebagai media untuk mencatat transaksi-transaksi tertentu yang menjadi bagian dari jurnal khusus yang bersangkutan.
Dalam karya tulis ini, penulis memilih jenis jurnal umum yang sesuai dengan kebutuhannya. Adapun dasar pemilihan jenis buku jurnal yang akan digunakan adalah faktor efesiensi dan efektifitas bagi klinik tersebut.
       4.      Buku Besar
Buku besar adalah buku yang memuat kumpulan perkiraan-perkiraan yang saling berhubungan serta mengikhtisarkan pengaruh transaksi terhadap perubahan aktiva, kewajiban dan modal perusahaan.
Banyaknya perkiraan buku besar yang dibutuhkan oleh perusahaan berbeda-beda, tergantung kepada keuangan dan kekayaan perusahaan, volume transaksi, serta informasi yang diinginkan.
Dalam suatu proses pembukuan, setelah pencatatan transaksi ke dalam jurnal umum, selanjutnya transaksi tersebut di catat ke dalam buku besar yaitu dengan cara memindahbukukan jumlah-jumlah yang ada pada jurnal ke dalam buku besar yang sesuai, kegiatan pembukuan ini dinamakan memposting.
       5.      Buku Besar Pembantu
Dalam penulisan ini, apabila klinik hanya menggunakan satu buku besar belum dapat memberikan catatan yang terperinci mengenai akun-akun tertentu. Oleh karena itu agar klinik dapat memberikan data akun yang lebih rinci maka diperlukan buku pembantu.
Buku besar pembantu adalah buku besar yang digunakan untuk mencatat akun tertentu dan perubahan-perubahannya secara lebih rinci. Dengan demikian akun buku besar berfungsi sebagai akun kontrol sedang akun yang ada dalam buku pembantu merupakan rincian dari akun buku besar tertentu.
       6.      Neraca Lajur
Neraca lajur adalah kertas yang terdiri atas kolom-kolom yang digunakan untuk memberikan data tentang saldo setiap rekening, jumlah yang dibutuhkan, memberikan data yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan.
       7.      Laporan Laba Rugi
Adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menjabarkan unsur-unsur pendapatan dan beban perusahaan sehingga menghasilkan suatu laba (atau rugi) bersih.
       8.      Neraca
Adalah bagian dari laporan keuangan suatu entitas yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan posisi keuangan entitas tersebut pada akhir periode tersebut.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar